1. Sebutkan faktor faktor yang dapat menumbuhkan
ide peluang usaha?
2. didalam sumber sumber potensial ada
langkah langkah dalam penjaringan ide, jelaskan?
3. Ada 3 kategori sumber peluang usaha,
sebut dan jelaskan?
4.
Jelaskan pengertian manajemen
kewirausahaan?
5.
Sebutkan dan jelaskan fungsi fungsi
manajemen didalam organisasi?
6.
Jelaskan prinsip prinsip manajemen (14
prinsip utama)?
7. Jelaskan pengertian manajemen resiko?
8.
Sebutkan komponen komponen dari
manajemen resiko (8 komponen?
9. Sebutkan 3 tahapan kerja didalam manajemen
resiko?
10.
Apa yang dimaksud dengan kecerdasan
finansiil?
11.
Jelaskan bagaimana cara untuk
mengakumulasi kecerdasan finansiil?
Jawaban::
1. Faktor faktor
a) Cita
– cita
b) Tekanan
c) Kecenderungan
pasar
d) Inovasi
baru
e) Komplemen
dari produk yang ada
f) Peristiwa
yang digemari atau munculnya tokoh
g) Wawasan
h) Bahan
bacaan
i)
Ide yang muncul tiba-tiba
2. Sumber potensial dalam penjaringan ide
a)
Menciptakan produk baru dan berbeda
Ketika ide dimunculkan secara riil atau nyata
b)
Mengamati pintu peluang
Wirausaha harus mengamati potensi-potensi
yang dimiliki pesaing
c) Analisis produk dan proses produksi secara
mendalam. Analisis ini sangat penting untuk menjamin apakah jumlah dan kualitas
produk yang dihasilkan memadai atau tidak. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk
membuat produk tersebut? Apakah biaya yang dikeluarkan lebih efisien daripada
biaya yang dikeluarkan oleh pesaing?.
3. Kategori sumber peluang usaha
a)
Perubahan Teknologi
Perubahan teknologi merupakan sumber
penting dalam kewirausahaan karena memungkinkan untuk mengalokasikan sumber
daya dengan cara yang berbeda dan lebih potensial (Casson, 1995). Faksimili,
surat, dan telepon sering digunakan sebelum ditemukannya e-mail. Email ternyata
lebih produktif untuk mengirim informasi dibandingkan tipe yang lain. Penemuan
internet ini memungkinkan orang membuat kombinasi sumber daya baru yang
disebabkan perubahan teknologi.
b)
Perubahan politik dan kebijakan
Perubahan politik dan kebijakan terkadang
menjadi sumber peluang kewirausahaan karena perubahan tersebut
memungkinkan rekombinasi sumber daya agar lebih produktif.
c)
Perubahan demografi
4. Manajemen kewirausahaan adalah suatu proses kegiatan yang memanfaatkan sumberdaya serta fasilitas yang ada dalam upaya mencapai tujuan dalam kemampuan yang selalu kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar kiat untuk mencapai peluang usaha dalam rangka untuk mencapai tujuan.
5.
fungsi manajemen didalam organisasi
a) Planning
Menentukan tujuan organisasi dan memilih serangkaian aksi dari beberapa alternatif yang ada untuk mencapai tujuan tersebut. Menentukan apa yang harus dilakukan, bagaimana, kapan dan siapa yang melakukan.
Menentukan tujuan organisasi dan memilih serangkaian aksi dari beberapa alternatif yang ada untuk mencapai tujuan tersebut. Menentukan apa yang harus dilakukan, bagaimana, kapan dan siapa yang melakukan.
b) Organizing
Menentukan bagaimana aktivitas dan sumber daya dikelompokkan. Menentukan komposisi tim kerja dan aktivitas koordinasi.
Menentukan bagaimana aktivitas dan sumber daya dikelompokkan. Menentukan komposisi tim kerja dan aktivitas koordinasi.
c) Leading
Serangkaian proses yang digunakan untuk membuat semua personel organisasi bekerja sama untuk meningkatkan keuntungan. Memotivasi dan berkomunikasi dengan SDM organisasi untuk memastikan bahwa tujuan organisasi tercapai.
Serangkaian proses yang digunakan untuk membuat semua personel organisasi bekerja sama untuk meningkatkan keuntungan. Memotivasi dan berkomunikasi dengan SDM organisasi untuk memastikan bahwa tujuan organisasi tercapai.
d) Controlling
Memonitor kemajuan organisasi dalam mencapai tujuan. Proses membandingkan hasil dan harapan, dan melakukan perubahan-perubahan yang tepat.
Memonitor kemajuan organisasi dalam mencapai tujuan. Proses membandingkan hasil dan harapan, dan melakukan perubahan-perubahan yang tepat.
e) Staffing
Rekruitasi, seleksi, pemberian tugas, pelatihan, pengembangan, evaluasi dan pemberian kompensasi kepada staff.
Rekruitasi, seleksi, pemberian tugas, pelatihan, pengembangan, evaluasi dan pemberian kompensasi kepada staff.
6.
Prinsip manajemen
1. Pembagian
kerja yang berimbang
Dalam membagi-bagikan tugas dan jenisnya
kepada semua kerabat kerja, seorang manajer hendaknya tidak bersifat pilih
kasih atau pilih bulu, melainkan harus bersikap sama baik dan memberikan beban
kerja yang berimbang.
2. Pemberian
kewenangan dan rasa tanggung jawab yang tegas dan jelas
Setiap kerabat kerja atau karyawan
hendaknya diberi wewenang sepenuhnya untuk melaksanakan tugasnya itu dengan
baik dan mempertanggung jawabkannya kepada atasan langsung.
3. Disiplin
Disiplin ialah kesedian untuk melakukan
usaha atau kegiatan nyata (bekerja sesuai dengan jenis pekerjaan yang menjadi
tugas dan tanggung jawabnya) berdasarkan rencana, peraturan dan waktu (waktu
kerja) yang telah ditetapkan.
4. Kesatuan
perintah
Setiap karyawan atau kerabat kerja
hendaknya hanya menerima satu jenis perintah dari seorang atasan langsung
(mandor/kepala seksi/kepala bagian), bukan dari beberapa orang yang sama-sama
merasa menjadi atasan para karyawan/kerabat kerja tersebut.
5. Kesatuan
arah
Kegiatan hendaknya mempunyai tujuan yang
sama dan dipimpin oleh seorang atasan langsung serta didasarkan pada rencana
kerja yang sama (satu tujuan, satu rencana, dan satu pimpinan).
6. Mendahulukan
kepentingan umum di atas kepentingan pribadi
Ketika seseorang sedang bekerja sebagai
kerabat kerja, maka semua kepentingan pribadi harus dikesampingkan/diabaikan
atau disimpan dalam hati.
7. Penggajian
Pemberian gaji dan cara pembayarannya
hendaknya diusahakan sedapat mungkin bisa memuaskan.
8. Pemusatan
wewenang (sentralisasi)
Wewenang atau kewenangan untuk
menentukan kebijaksanaan umum hendaknya dipegang oleh administrator
(sentralisasi/dari pusat).
9. Jenjang
jabatan (hirarki)
Para karyawan harus tunduk dan taat
kepada mandor, para mandor harus tunduk dan taat kepada kepala seksi (manajemen
tingkat rendah), para kepala seksi harus tunduk dan taat kepada kepala bagian
(manajemen tingkat menengah) dan para kepala bagian harus tunduk dan taat
kepada administrator (manajemen tingkat atas).
10. Tata
tertib
Di dalam tata tertib terdapat perintah
dan larangan, perizinan dan berbagai peraturan lainnya yang menjamin kelancaran
pekerjaan segenap kerabat kerja tanpa kecuali.
11. Keadilan
Segenap karyawan harus dianggap sama
pentingnya dan sama baiknya serta kalau terjadi perselisihan antar mereka tidak
boleh ada yang dibela, melainkan harus dilerai melalui musyawarah dan mufakat
berdasarkan rasa kekeluargaan.
12. Pemantapan
jabatan
Setiap pejabat atau karyawan hendaknya
tidak sering diubah-ubah tugas dan jabatannya.
13. Prakarsa
Prakarsa atau inisiatif yang timbul di
kalangan kerabat kerja hendaknya mendapat penghargaan/sambutan yang layak.
14. Solidaritas
atau rasa setia kawan
Rasa setia kawan biasanya muncul berkat
kerja sama dan hubungan baik antar kawan. Hal ini hendaknya dimanfaatkan untuk
kepentingan-kepentingan yang positif, konstruktif dan rasional.
7. Manajemen resiko
- Proses
pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi, evaluasi dan pengendalian risiko
yang dapat mengancam kelangsungan usaha atau aktivitas perusahaan
-
Suatu
pendekatan terstruktur/metodologi
dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian
aktivitas manusia termasuk: Penilaian
risiko,
pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi
risiko dengan menggunakan pemberdayaan /pengelolaan sumberdaya
8.
Komponen manajemen resiko
(1) Internal
environment (Lingkungan internal)
Komponen ini berkaitan dengan lingkungan
dimana instansi Pemerintah berada dan beroperasi. Cakupannya adalah
risk-management philosophy (kultur manajemen tentang risiko), integrity
(integritas), risk-perspective (perspektif terhadap risiko), risk-appetite
(selera atau penerimaan terhadap risiko), ethical values (nilai moral),
struktur organisasi, dan pendelegasian wewenang.
(2) Objective
setting (Penentuan tujuan)
Manajemen harus menetapkan objectives
(tujuan-tujuan) dari organisasi agar dapat mengidentifikasi, mengakses, dan
mengelola risiko.
(3) Event
identification (Identifikasi risiko)
Komponen ini mengidentifikasi
kejadian-kejadian potensial baik yang terjadi di lingkungan internal maupun
eksternal organisasi yang mempengaruhi strategi atau pencapaian tujuan dari
organisasi. Kejadian tersebut bisa berdampak positif (opportunities), namun
dapat pula sebaliknya atau negative (risks).
(4) Risk
assessment (Penilaian risiko)
Komponen ini menilai sejauhmana dampak
dari events (kejadian atau keadaan) dapat mengganggu pencapaian dari
objectives.
(5) Risk
response (Sikap atas risiko)
Organisasi harus menentukan sikap atas
hasil penilaian risiko. Risk response dari organisasi dapat berupa: (1)
avoidance, yaitu dihentikannya aktivitas atau pelayanan yang menyebabkan
risiko; (2) reduction, yaitu mengambil langkah-langkah mengurangi likelihood
atau impact dari risiko; (3) sharing, yaitu mengalihkan atau menanggung bersama
risiko atau sebagian dari risiko dengan pihak lain; (4) acceptance, yaitu
menerima risiko yang terjadi (biasanya risiko yang kecil), dan tidak ada upaya
khusus yang dilakukan.
(6) Control
activities (Aktifitas-aktifitas pengendalian)
Komponen ini berperanan dalam penyusunan
kebijakan-kebijakan (policies) dan prosedur-prosedur untuk menjamin risk
response terlaksana dengan efektif. Aktifitas pengendalian memerlukan
lingkungan pengendalian yang meliputi: (1) integritas dan nilai etika; (2)
kompetensi; (3) kebijakan dan praktik-praktik SDM; (4) budaya organisasi; (5)
filosofi dan gaya kepemimpinan manajemen; (6) struktur organisasi; dan (7)
wewenang dan tanggung jawab.
(7) Information
and communication (Informasi dan komunikasi)
Fokus dari komponen ini adalah
menyampaikan informasi yang relevan kepada pihak terkait melalui media
komunikasi yang sesuai. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
penyampaiaan informasi dan komunikasi adalah kualitas informasi, arah
komunikasi, dan alat komunikasi.
(8) Monitoring
Monitoring dapat dilaksanakan baik
secara terus menerus (ongoing) maupun terpisah (separate evaluation). Aktifitas
monitoring ongoing tercermin pada aktivitas supervisi, rekonsiliasi, dan
aktivitas rutin lainnya.
9. Tahapan kerja dalam manajemen resiko
a) Identifikasi
Risiko
Proses ini meliputi identifikasi risiko
yang mungkin terjadi dalam suatu aktivitas usaha. Identifikasi risiko secara
akurat dan komplet sangatlah vital dalam manajemen risiko. Salah satu aspek
penting dalam identifikasi risiko adalah mendaftar risiko yang mungkin terjadi sebanyak
mungkin.
Teknik-teknik yang dapat digunakan dalam
identifikasi risiko antara lain:
· Brainstorming
· Survei
· Wawancara
· Informasi historis
· Kelompok kerja, dll.
b) Pengukuran
risiko
Pengukuran risiko dilakukan dengan cara
melihat potensial terjadinya seberapa besar severity (kerusakan) dan
probabilitas terjadinya risiko tersebut.
c) Pengelolaan risiko
10.
Kecerdasan
finansiil adalah kecerdasan untuk mengelola sumber daya potensial menjadi kekayaan riel,
kemudian mengolah kekayaan menjadi kekayaan yang lebih banyak lagi. KF adalah kemampuan untuk mengenali, menciptakan dan mempraktekkan sistem atau cara untuk mengakumulasi aset.
11.
Cara
mangakumulasi kecerdasan finansiil
1.Memilah tujuan Produktif dan Konsumtif.
Tindakan kita sehari-hari yang bersifat mengeluarkan uang, dapat dikategorikan ke dalam dua jenis; Produktif dan Konsumtif. Setelah dipilih ternyata 90% item kegiatan kita adalah aktifitas konsumtif. Untuk itu layaknya kita pertimbangkan apakah uang tersebut memang benar-benar layak dikeluarkan?
2. Membedakan Aset dengan Liabilitas
Pelajaran terpenting dari seorang pakar kecerdasan finansial seperti Kiyosaki adalah teorinya untuk memisahkan antara Aset dengan Liabilitas. Aset adalah harta yang dapat mendatangkan in come, sementara Liabilitas adalah harta yang menguras in come. Banyak Liabilitas yang tampak seolah-olah sebagai Aset, sehingga kita merasa kaya, walau sebenarnya miskin.
3. Memahami Aliran Uang
Orang yang cerdas secara finansial, mampu melihat apa yang tidak dapat dilihat orang awam. Banyak pemain bisnis propersi yang mencari emas tersembunyi. Mereka mencari lahan yang tidak ada nilainya bagi orang lain. Mereka menciptakan lingkungan dan menjualnya dengan mudah.
4. Memiliki Daya Ungkit
Daya ungkit adalah sesuatu yang membuat aset kita akan tumbuh berlipat ganda mengikuti deret waktu. Seorang tukang bakso yang ingin melipat gandakan omzet nya menjadi 200%, ia bisa membuka cabang, termasuk melatih karyawan dan stafnya, menstandarisasi resep dan membuat tampilan outlet dengan cirri khas tertentu. Tak kalah penting, lokasi-lokasi yang dipilih pun harus tepat.
5. Biarkan Uang Bekerja
Kalau sistem sudah bekerja dengan baik, kini waktunya untuk beternak uang. Uang hasil jerihh lelah selama ini, sudah waktunya menjadi aset utama yang memberikan uang tunai. Caranya, sebarkan uang tersebut keberbagai instrument investasi. Sebarkan menurut skala risiko yang di inginkan, guna menghindari total loss. Kita akan memperoleh keuntungan pada saat membeli, bukan pada saat menjual.
6. Ciptakan Aset yang Tidak Bisa Dicuri Orang
Perlu bagi kita untuk menciptakan aset yang tidak bisa dicuri, hilang atau dirampok. Yaitu cara berpikir dan cara bertindak. Boleh saja kita bangkrut total, namun jika kita masih mempertahankan cara berpikir dan bertindak cerdas secara finansial, maka semua yang hilang bisa kembali.
7. Pahami Tanda-tanda Makro Perekonomian.
Mulailah mengamati apa yang terjadi dengan perekonomian makro kita. Indicator-indikator yang harus diamati setiap saat adalah tingkat pertumbuhan ekonomi, kurs rupiah terhadap mata uang asing, laju inflasi, suku bunga perbankan, indeks saham dan tingkat pengangguran.
1.Memilah tujuan Produktif dan Konsumtif.
Tindakan kita sehari-hari yang bersifat mengeluarkan uang, dapat dikategorikan ke dalam dua jenis; Produktif dan Konsumtif. Setelah dipilih ternyata 90% item kegiatan kita adalah aktifitas konsumtif. Untuk itu layaknya kita pertimbangkan apakah uang tersebut memang benar-benar layak dikeluarkan?
2. Membedakan Aset dengan Liabilitas
Pelajaran terpenting dari seorang pakar kecerdasan finansial seperti Kiyosaki adalah teorinya untuk memisahkan antara Aset dengan Liabilitas. Aset adalah harta yang dapat mendatangkan in come, sementara Liabilitas adalah harta yang menguras in come. Banyak Liabilitas yang tampak seolah-olah sebagai Aset, sehingga kita merasa kaya, walau sebenarnya miskin.
3. Memahami Aliran Uang
Orang yang cerdas secara finansial, mampu melihat apa yang tidak dapat dilihat orang awam. Banyak pemain bisnis propersi yang mencari emas tersembunyi. Mereka mencari lahan yang tidak ada nilainya bagi orang lain. Mereka menciptakan lingkungan dan menjualnya dengan mudah.
4. Memiliki Daya Ungkit
Daya ungkit adalah sesuatu yang membuat aset kita akan tumbuh berlipat ganda mengikuti deret waktu. Seorang tukang bakso yang ingin melipat gandakan omzet nya menjadi 200%, ia bisa membuka cabang, termasuk melatih karyawan dan stafnya, menstandarisasi resep dan membuat tampilan outlet dengan cirri khas tertentu. Tak kalah penting, lokasi-lokasi yang dipilih pun harus tepat.
5. Biarkan Uang Bekerja
Kalau sistem sudah bekerja dengan baik, kini waktunya untuk beternak uang. Uang hasil jerihh lelah selama ini, sudah waktunya menjadi aset utama yang memberikan uang tunai. Caranya, sebarkan uang tersebut keberbagai instrument investasi. Sebarkan menurut skala risiko yang di inginkan, guna menghindari total loss. Kita akan memperoleh keuntungan pada saat membeli, bukan pada saat menjual.
6. Ciptakan Aset yang Tidak Bisa Dicuri Orang
Perlu bagi kita untuk menciptakan aset yang tidak bisa dicuri, hilang atau dirampok. Yaitu cara berpikir dan cara bertindak. Boleh saja kita bangkrut total, namun jika kita masih mempertahankan cara berpikir dan bertindak cerdas secara finansial, maka semua yang hilang bisa kembali.
7. Pahami Tanda-tanda Makro Perekonomian.
Mulailah mengamati apa yang terjadi dengan perekonomian makro kita. Indicator-indikator yang harus diamati setiap saat adalah tingkat pertumbuhan ekonomi, kurs rupiah terhadap mata uang asing, laju inflasi, suku bunga perbankan, indeks saham dan tingkat pengangguran.
0 comment:
Posting Komentar